Jika demikian, Tuhan harus dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, dan harus pula menggunakan nama tersebut untuk mengubah dan merepresentasikan zaman tersebut. Karena tiada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan dan setiap nama hanya dapat merepresentasikan aspek temporal dari watak Tuhan pada zaman
NAMA ALLAH. Setiap pribadi memiliki nama. Setiap individu apakah laki-laki, perempuan, dewasa maupun anak kecil memiliki nama. Nama pribadi saya adalah Gregory. Kebetulan Gregory berarti ‘berjaga-jaga’. Saya tidak keberatan jika anda memanggil saya Greg… sebenarnya, satu-satunya orang yang pernah memanggil saya Gregory adalah ibuku dan membicarakan hal ikhwal manusia dalam berbagai aspek-nya, termasuk pula dengan nama-nama yang diberikan al-Qur‟an untuk menyebut manusia, setidaknya terdapat lima kata yang sering digunakan Al-Qur‟an untuk merujuk kepada arti manusia, yaitu insan atau ins atau al-nas atau unas, dan kata basyar serta kata bani adam atau durriyat adam. Dalam teologi Kristen, nama Allah telah selalu memiliki arti penting dan makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar label atau penanda. Dalam Kekristenan, nama Allah tidak dipandang sebagai suatu temuan manusia, tetapi memiliki asal usul ilahi dan didasarkan pada wahyu ilahi. Menghormati nama Allah termasuk dalam salah satu Sepuluh Perintah Allah, yang mana ajaran-ajaran Kristen melihatnyaNama 'Allah' merupakan nama yang sinonim difahami oleh masyarakat manusia sebagai nama bagi Tuhan Umat Islam dan Tuhan yang beragama Islam. Namun, dewasa ini terdapat usaha agama tertentu bukan
Kata 'Allah' ini lebih banyak dikenal sebagai sebutan nama Tuhan oleh penganut agama Islam dan juga terdapat sebanyak 2,679 kata ‘Allah’ dalam kitab suci agama Islam, Al-Quran. Kata ini sendiri di kalangan para penutur bahasa Arab, adalah kata yang umum untuk menyebut Tuhan, terlepas dari agama mereka, termasuk penganut Yahudi dan Kristen Arab.
Sebuah buku yang berjudul “Allah” dalam Kekristenan, Apakah Salah, karya Rev. Yakub Sulistyo, S.Th., M.A., (2009), menguraikan kekeliruan kaum Kristen di Indonesia yang menggunakan nama Allah untuk memanggil Tuhan mereka. Buku ini menulis imbauan kaum Kristen Indonesia untuk tidak lagi menggunakan kata Allah: Ini mencerminkan dimensi spiritual dan jasmani manusia, menunjukkan kesadaran akan ketergantungan manusia pada Tuhan dan kebutuhan akan bimbingan-Nya. 2. "Bashar" (بَشَر) Istilah ini merujuk pada manusia sebagai makhluk duniawi yang rentan terhadap kesalahan dan godaan, menyoroti kelemahan dan keterbatasan manusia dalam menjalani kehidupan Malahan, Tuhan Yehuwa telah mengarahkan penyembah-Nya untuk berdoa menggunakan nama-Nya, dan penyembah-Nya yang setia patuh kepada-Nya. (Mazmur 148:5, 13; Kisah 2:21) Maka, sama seperti Yesus, orang Kristian hari ini tidak teragak-agak untuk menggunakan nama Tuhan dengan hormat. Nama Allah dan Ar-Rahman jelas digunakan oleh orang-orang Yahudi dan Kristen pra-Islam untuk Tuhan. Al-Quran (5:17-18) bahkan mengkritik orang-orang Kristen karena menyamakan Allah dengan Kristus. Iman orang Kristiani adalah iman kepada Allah yang hidup. Allah yang hidup ini adalah Allah penyelenggara. Ia menyelenggarakan karya keselamatan bagi seluruh umat manusia. untuk menyelenggarakan karya keselamatan itu, Ia melibatkan manusia untuk bekerjasama dengan-Nya. Ia sendiri senantiasa menyediakan apa yang perlu bagi keselamatan manusia. e3us.